BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia
hidup tidak bisa hidup secara sendiri – sendiri karena manusia merupakan
makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain untuk mempertahankan
hidup. selain itu manusia juga tidak lepas dari barang – barang kabutuhan
seperti makanan, minuman, alat transfortasi dan lain - lain yang dapat membantu
menjalani kehidupannya. Penggunaan barang – barang kebutuhan tersebut memang
sangat membantu kelangsungan hidup manusia namun di sisi lain barang – barang
tersebut juga memiliki dampak – dampak negatif bagi kehidupan manusia.
Dampak
negatif yang sering dialami oleh manusia ialah terganggunya kesehatan fisik.
Ketika kesehatan tubuh manusia telah terganggu maka dalam menjalani aktivitas
sehari – hari juga akan terganggu. Ketergangguan aktivitas manusia ini
disebebkan oleh manusia itu sendiri yang belum atau tidak memahami dampak
negatif dari penggunaan, pemanfaatan dan pengelolaan barang – barang kebutuhan
sehari – hari. Penggunaan serta pemanfaatan yang tidak sesuai dan berlebihan
maka akan menimbulkan racun dari barang – barang kebutuhan tersebut.
Racun
adalah sesuatu yang bila masuk kedalam tubuh kita menyebabkan keadaan tidak
sehat dan bisa membahayakan jiwa ( Ircham Machfoed, dkk, 2012:87). Sedangkan
menurut Menurut Taylor, Racun adalah setiap bahan atau zat
yang dalam jumlah tertentu bila masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan reaksi
kimia yang menyebabkan penyakit dan kematian. Dari zat – zat racun ini lah yang
akan menyebabkan keracunan pada manusia.
Keracunan
adalah keadaan darurat yang diakibatkan masuknya suatu zat atau makanan kedalam
tubuh melalui berbagai cara, seperti melalui
saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit (Iskandar
Junaidi, 2011:55). Di Indonesia sering terjadi kasus keracunan, mulai dari
keracunan makanan, zat kimia hingga keracunan gas. Tidak jarang kasus keracunan
ini berujung pada kematian. Ketidaktahuan masyarakat terhadap pertolongan
pertama pada kasus keracunan juga menjadi salah satu penyebab kematian
tersebut.
Untuk
mengatasi dan membatu korban yang keracunan kita harus mengetahui keracunan
yang dialami oleh korban dan gejala – gejala yang ditunjukan oleh korban serta
penanganan pertamanya. Karena keracunan dapat meimbulkan dampak yang berbahaya
bagi keehatan hingga bisa menyebabkan kematian. Oleh karena itu, pertolongan
pertama yang tepat dalam kasus keracunanan sangat penting untuk mnecegah
terjadinya korban jiwa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah diantaranya
:
- Mengapa kasus keracunan di Indonesia sering terjadi, apakah itu di masyarakat umum maupun di sekolahan.
- Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang keracunan.
- Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pertolongan pertama pada kasus keracunan.
C. Batasan Masalah
Karena
keterbatasan penulis maka makalah ini kami bataskan, supaya pembahasan lebih
terfokus. Makalah ini dibatasi tentang macam – macam keracunan dan pertolongan pertama pada keracunan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan di atas, penyusun dapat merumuskan masalah
sebagai berikut :
- Apakah pengertian dari keracunan ?
- Apa saja macam – macam keracunan ?
- Bagaimana cara pertolongan pertama pada korban keracunan ?
E. Tujuan Makalah
Tujuan
yang ingin dicapai melalui makalah ini adalah :
- Untuk mengetahui definisi keracunan, dan macam – macam keracunan.
- Untuk mengetahui bagaimana cara pertolongan pertama pada korban keracunan yang tepat dan benar.
F. Manfaat Makalah
- Manfaat Teoritis
a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi penyusun
b. Dapat memberikan informasi tentang
pertolongan pertama pada keracunan, sehingga dapat mencegah kesalahan didalam
penanganan korban keracunan.
- Manfaat Praktis
a. Bagi penyusun sebagai pemenuhan tugas
mata kuliah PPC
b. Bagi pembaca, sebagai acuan untuk
menolong korban keracunan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Istilah racun bersinonim dengan kata toksin dan bisa, namun memiliki definisi
yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Kata "toksin"
didefinisi sebagai racun yang dihasilkan dari proses biologi,
atau sering disebut sebagai biotoksin. Sementara, bisa
didefinisikan sebagai cairan mengandung racun yang disekresikan atau dihasilkan
oleh hewan selama proses pertahanan diri atau menyerang hewan lain dengan
gigitan maupun sengatan.
Racun adalah sesuatu yang bila masuk kedalam tubuh kita menyebabkan
keadaan tidak sehat dan bisa membahayakan jiwa ( Ircham Machfoed, dkk, 2012:87).
Racun dapat berupa obat yang diminum dengan dosis yang berlebihan, seperti
misalnya obat penghilang rasa nyeri dan pusing yang banyak dijual ditoko obat
bebas, obat tidur dan lain-lainnya. Bisa juga zat-zat kimia seperti obat pemati
serangga, cairan pembersih rumah tangga atau terkena serangan gigitan ular,
serangga, atau terhisap gas-gas melalui paru-paru, pestisida yang terserap
melalui pori-pori kulit dan lain-lain.
Dalam sebuah buku forensik medis yang ditulis oleh JL Casper, racun
diklasifikasikan menjadi 5 golongan, yaitu:
a.
Racun iritan,
yaitu racun yang menimbulkan iritasi dan radang. Contohnya asam mineral, fungi
beracun, dan preparasi arsenik.
b.
Racun
penyebab hiperemia, racun narkotik, yang terbukti dapat berakibat fatal pada
otak, paru-paru, dan jantung. Contohnya opium, tembakau, konium, dogitalis, dan
lain lain.
c.
Racun yang
melumpuhkan saraf, dengan meracuni darah, organ pusat saraf dapat lumpuh dan
menimbulkan akibat yang fatal seperti kematian tiba-tiba. Contohnya asam
hidrosianat, sianida seng, dan kloroform.
d.
Racun yang
menyebabkan marasmus,
biasanya bersifat kronis dan dapat berakibat fatal bagi kesehatan secara
perlahan. Contohnya bismut putih, asap timbal, merkuri, dan arsenik.
e.
Racun yang
menyebabkan infeksi (racun septik), dapat berupa racun makanan yang pada
keadaan tertentu menimbulkan sakit Pyaemia (atau pyemia) dan tipus pada hewan
ternak.
Keracunan
adalah keadaan darurat yang diakibatkan masuknya suatu zat atau makanan kedalam
tubuh melalui berbagai cara, seperti melalaui
saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit (Iskandar
Junaidi, 2011:55).
B.
Macam –
Macam Keracunan
a.
Keracunan
makanan
Makanan adalah sesuatu yang
mengandung zat-zat (nutrient) yang digunakan untuk kelangsungan hidup manusia.
Makanan mengandung zat yang dibutuhkan manusia dan secara kontinu dibutuhkan
setiap hari. Berbagai bahaya dapat terjadi berhubungan dengan makanan. Bahaya
itu mungkin karena proses yang terjadi pada makanan itu atau merupakan sifat
yang sudah ada atau zat yang berbahaya dari luar masuk dan mengotori makanan
itu. Bahaya yang dapat terjadi dari makanan adalah keracunan. Racun yang
terdapat dalam makanan mungkin merupakan racun alam yang sudah ada dalam
makanan itu yang baik di sengaja atau tidak tercampur dalam makanan. Racun
dalam makanan dapat berasal dari :
- racun alami, berbagai bahan makanan baik nabati maupun hewani yang mengandung racun yang pada umumnya sudah di kenal oleh masyarakat, yaitu : Singkong yang mengandung HCN, cendawan dapat mengandung muskarin, biji bengkuang mengandung pakpakrizida, jengkol mengandung asam jengkol.
- racun yang berasal dari luar makanan, misalnya sayuran yang terkontaminasi oleh insektisida racun yang berbentuk bubuk di sangka tepung.
- racun yang disebabkan karena mikro organisme yang terdapat pada makanan, misalnya Clostridium botulium, mengeluarkan toxin yang menyerang saraf, Streptococcus, menyebabkan diarrhea, Trichinella spiralis pada daging sapi dan babi yang sakit.
Keracunan
makanan merupakan satu penyakit Gastroenteritis
Akut. Penyakit ini terjadi karena kontaminasi bakteri hidup atau toksin yang di
hasilkannya pada makanan atau karena kontaminasi zat-zat organic dan racun yang
berasal dari tanaman dan binatang.
Di
Indonesia ada beberapa makanan yang sering dikonsumsi namun jika tidak
hati-hati bisa mengakibatkan keracunan diantaranya sebagai berikut:
1. Keracunan botulinum
Botulism
atau botulisme merupakan penyakit Gastroenteristi akut yang di sebabkan oleh
Eksotoksin yang di produksi Crostiridium Botulinum. Organisme anaerobic ini
banyak di temukan di dalam debu, tanah, dan dalam saluran usus hewan. Dalam
makanan kaleng, organisme ini akan membentuk spora. Masa inkubasi botulisme
cepat sekitar 12-36 jam.
Gejala
keracuanan batulinum biasanya muncul secara mendadak, antara 18-36 jam setelah
mangkonsumsi makanan yang tercemar kuman ini. Gejalanya berupa badan lemas yang
kemudian diikuti penglihatan yang kabur dan ganda (bendanya satu tapi seperti
dua). Kelumpuhan saraf mata itu diikuti oleh kelumpuhan saraf otak lainnya
sehingga penderita mengalami kesulitan berbicara dan susah menelan.
2. Keracunan jamur
Terdapat
ratusan jamur terkenal dan dapat di konsumsi, seperti jamur merang, jamur
sampinyo dan sebagainya. Namun, tidak semua jenis jamur dapat di konsumsi
karena ada beberapa jenis yang mengandung racun. Jenis racun biasa yang di
temukan adalah Amanitin dan muskarin.
Gejala
mengkonsumsi jamur beracun, racun jamur itu akan bekerja sangat cepat dan
mengakibatkan rasa mual, muntah, sakit perut, berkeringat , mencret, rasa haus ,
kekacauan mental, pingsan dan bahkan konvulsi (kejang-kejang).
3. Keracunan jengkol
Jengkol
merupakan salah satu sayur lalapan yang mengandung asam jengkolat. Apabila di
konsumsi secara berlebihan, akan terjadi penumpukan dan pembentukan Kristal
asam jengkolat di dalam ginjal. cara memproses dan menghidangkan yang dapat
mengurangi kadar asam jengkol adalah dengan menanamnya sebelum memasak,
dibakar, atau dibuat keripik.
Gejala kercunan jengkol antara lain sakit pinggang
yang disertai sakit perut, nyeri sewaktu kencing, dan kristal-kristal asam
jengkolat nampak keluar bersama air kencing. Kadang-kadang juga diserti darah
akibat gesekan kristal jengkol saat keluar dan melukai saluran kemih. Bau khas
jengkol pada napas, mulut, dan air kencing penderita. Keracunan yang lebih
berat dapat mengakibatkan berkurangnya air kencing atau tidak dapat kencing
sama sekali.
4. Keracunan makanan laut
Makanan
dari laut seperti kepiting, rajungan, cumi-cumi, udang, lobster, ikan, dan
lainya dapat menyebabkan keracunan, diduga racun tersebut dibawa dari gangganh
yang dimakan oleh binatang laut itu.
Gejala
keracunan berbagai binatang laut tersebut muncul kira-kira 20 menit setelah
menyantapnya. Penderita akan mengalami mual, muntah, kesemutan disekitar mulut,
badan lemas, dan suli tbernapas.
5. Keracunan singkong
Racun
yang terdapat dalam singkong berupakan unsur senyawa sianida. Singkok beracun
ini biasanya ditanam hanya untuk pembatas pagar kebun karena binatangpun tidak
mau memakan daunnya. Racun sianida tersebut bekerja sangat cepat bahkan hanya
dalam beberapa menit setelah mengkonsumsi racun singkong gejala-gejala mulai
timbul dalam dosis besar racun itu dapat menyebabkan kematian.
Gejala
keracunan sianida adalah muntah, mencret, sakit kepala, pusing, sesak napas,
badan lemah, mata melotot, mulut berbusa, pingsan, dan kejang-kejang. Bau napas
keracunan singkong khas yaitu berbau kenari pahit.
6. Keracunan tempe/oncom/bongkrek
Keracunan
tempe ditimbulkan oleh dua hal, pertama, oleh jamur beracun yang ikut tumbuh
dalam tempe tersebut. Kedua, oleh minyak goreng yang dipergunakan untuk
menggoreng tempe. Minyak goreng dapat tercemar racun arena disimpan dalam
kaleng bekas racun pembasmi serangga. Bentuk kaleng racun pembasmi serangga
tersebut memang menarik dan ideal untuk dijadikan tempat penyimpanan minyak.
Meskipun sudah dicuci berulang kali dengan menggunakan air, kaleng tersebut
masih berbahaya. Ha tersebut karena racun pembasmi serangga lebih mudah larut
dalam minyak daripada dalam air.
Gejala
keracunan muncul dalam beberapa menit setelahnya mengkonsumsi
tempe/oncom/bongkrek yang terkontaminasi oleh jamur beracun. Gejalanya berupa
mual, muntah, badan lemas, nyeri perut, dan pusing.
b.
Keracunan gas
Gas
yaitu suatu keadaaan zat dalam hal ini molekul-molekulnya dapat bergerak sangat
bebas, dan dapat mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya. Kondisi gas
ditentukan oleh tiga factor yaitu : tekanan, suhu dan volume.
Keracunan
gas merupakan keracunan yang paling berbahaya karena keracunan gas dapat
menghambat proses respirasi. Sehingga proses pembentukan energi menjadi tidak
efektif yang pada akhirnya gas tersebut berikatan secara langsung dengan sel
otot jantung serta sel-sel tulang.
1. Keracunan gas carbon monoksida (CO)
Carbon monoksida (CO) merupakan gas
yang tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak mengiritasi namun
karbonmonoksida mudah terbakar dan sangat beracun sehingga dapat terjadi
keracunan karbon monoksida jika gas ini dihirup oleh manusia. Karbon monoksida
akan muncul ketika terjadi proses pembakaran tidak sempurna dari sebuah
kendaraan bermotor. Bisa juga muncul dari pembakaran alat pemanasan, tumpu
kayu, dan asap tembakau yang dihasilkan oleh rokok.
Adanya gas CO di dalam sistem
peredaran darah manusia akan menggantikan posisi oksigen dalam darah. Gas CO
akan dengan mudah mengalir ke dalam jantung, otak, serta organ – organ vital
yang lain pada manusia, ini lah sebabnya mengapa keracunan gas monoksida sangat
berbahaya. Adanya gas karbon monoksida yang berada dalam darah akan membuat
oksigen kalah bersaing yang artinya kadar oksigen dalam darah akan jauh lebih
berkurang. Pada hal gas oksigen sangat diperlukan oleh sel, jaringan maupun
organ di dalam tubuh manusia. Dengan keberadaan karbon monoksida di dalam darah
maka akan menghambat fungsi metabolisme tubuh manusia.
Gas karbon monoksida akan
menghambat proses respirasi sehingga proses pembentukan energi tidak efektif
akhirnya, Karbon monoksida berikatan secara langsung dengan sel otot jantung
serta sel – sel tulang akibatnya terjadi keracunan monoksida terhadap sel – sel
tersebut dan berakibat pada gangguan sistem saraf manusia dan uga bisa
mengakibat kematian.
Gejala keracunan karbon monoksida
diawali dengan sakit kepala, rasa mual dan muntah. Gejala keracunan karbon
monoksida ini ditambah dengan beratnya rasa lelah, banyak mengeluarkan
keringat, pola pernapasan meningkat, rasa gugup yang berlebih hingga gangguan
penglihatan. Puncak dari gangguan ini adalah kehilangan kesadaran dan sakit
dada yang mendadak. Hal ini berarti karbon monoksida telah menyerang organ
jantung. Banyak kasus kematian akibat keracunan karbon monoksida karena sukar
bernapas. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya oksigen pada sel karena sel darah
tidak mengikat oksigen melainkan mengikat karbon monoksida.
2. Keracunan gas karbon dioksida (CO2)
Menurut kamus Besar Bahasa
Indonesia, Karbon Dioksida adalah senyawa karbon dengan oksigen yang berupa gas
tanpa warna, lebih berat dari udara, tidak terbakar, dan larut dalam air
(digunakan dalam alat pemadam kebakaran).
Karbon dioksida atau dalam ilmu
kimianya CO2 adalah zat asam arang
sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang saling
terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan
temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata
konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan
volume walaupun jumlah ini bisa
bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah
kaca yang penting karena ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat.
Menurut Otoritas Keselamatan
Maritim Australia, "Paparan berkepanjangan terhadap konsentrasi karbon
dioksida yang sedang dapat menyebabkan asidosis dan efek-efek merugikan pada metabolisme
kalsium fosforus yang menyebabkan peningkatan endapan kalsium pada jaringan
lunak. Karbon dioksida beracun kepada jantung dan menyebabkan menurunnya gaya
kontraktil. Pada konsentrasi tiga persen berdasarkan volume di udara, ia
bersifat narkotik ringan dan menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut
nadi, dan menyebabkan penurunan daya dengar. Pada konsentrasi sekitar lima
persen berdasarkan volume, ia menyebabkan stimulasi pusat pernapasan,
pusing-pusing, kebingungan, dan kesulitan pernapasan yang diikuti sakit kepala
dan sesak napas. Pada konsentrasi delapan persen, ia menyebabkan sakit kepala,
keringatan, penglihatan buram, tremor, dan kehilangan kesadaran setelah paparan
selama lima sampai sepuluh menit.
Keracunan karbon dioksida akut dikenal
sebagai lembap hitam. Para penambang biasanya akan membawa sesangkar burung
kenari ketika mereka sedang bekerja untuk memperingati mereka ketika kadar
karbon dioksida mencapai tingkat yang berbahaya. Burung kenari akan terlebih
dahulu mati sebelum kadar CO2 mencapai tingkat yang berbahaya untuk manusia.
c.
Keracunan
zat kimia
Zat kimia
adalah semua materi
dengan komposisi kimia tertentu. Sebagai contoh, suatu cuplikan air memiliki sifat yang
sama dan rasio hidrogen
terhadap oksigen
yang sama baik jika cuplikan tersebut diambil dari sungai maupun
dibuat di laboratorium. Suatu zat murni tidak dapat
dipisahkan menjadi zat lain dengan proses mekanis apapun. Zat kimia yang umum
ditemukan sehari-hari antara lain adalah air, garam (natrium
klorida), dan gula (sukrosa). Secara umum, zat terdapat dalam bentuk padat, cair, atau gas, dan dapat mengalami
perubahan fase zat
sesuai dengan perubahan temperatur atau tekanan.
Keracunan zat kimia juga sering
terjadi di dalam kehidupan manusia, berikut ini beberapa zat kimia yang bisa
menyebabkan keracunan :
1.
Keracunan Formalin
Formalin adalah larutan yang tidak
berwarna dan baunya sangat menusuk dan khas. Di dalam formalin terkandung
sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan metanol hingga 15%
sebagai pengawet.
Formalin dikenal luas sebagai bahan pembunuh hama (
desinfektan ) dan banyak digunakan dalam industri. Sejauh ini, pemanfaatannya
tidak dilarang namun setiap pekerja yang terlibat dalam pengangkutan dan
pengolahan bahan ini harus ekstra hati-hati mengingat risiko yang berkaitan
dengan bahan ini cukup besar.
Formalin biasanya diperdagangkan di pasaran dengan nama
berbeda-beda antara lain: Formol , Morbicid , Methanal , Formic aldehyde,
Methyl oxide, Oxymethylene, Methylene aldehyde, Oxomethane, Formoform,
Formalith, Karsan, Methylene glycol, Paraforin, Polyoxymethylene glycols,
Superlysoform, Tetraoxymethylene, Trioxane.
Gelaja dan tanda keracunan akut formalin :
1.
Jika terhirup
mengakibatkan iritasi,reaksi alergi,mual,muntah,sulit bernafas,asma,sakit
kepala.
2.
Jika kontak
dengan kulit,terjadi reaksi alergi,luka bakar
3.
Jika kontak
dengan mata;iritasi ,gatal,mata berair dan dapat menyebabkan kebutaan.
4.
Jika
tertelan;luka bakar,mual,muntah,diare,sakit perut,sakit
kepala,kejang-kejang,dan koma.
Gejala dan tanda keracunan kronik formalin :
1.
Jika
terhirup,mengantuk,ganguan menstruasi,steril dan kangker.
2.
Jika kontak
dengan mata;iritasi,gatal,mata berair dan buta.
3.
Jika kontak
dengan kulit;gatal dankerusakan hati.
4.
Jika
tertelan;gataldan ganguan pencernaan
5.
Pada keadaan
yangberat dapat terjadi shock,hipotermia,takhipea dan metabolik asidosis.
1.
Pestisida
Peraturan Menteri Pertanian Nomor :
07/PERMENTAN/SR.140/2/2007 mendefinisikan bahwa pestisida adalah zat kimia atau
bahan lain dan jasad renik serta virus yang digunakan untuk:
a.
Memberantas
atau mencegah hama hama tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil
pertanian.
b.
Memberantas
rerumputan.
c.
Mematikan
daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan.
d.
Mengatur atau
merangsang pertumbuhan tanaman atau bagianbagian tanaman, tidak termasuk pupuk.
e.
Memberantas
atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak.
f.
Memberantas
dan mencegah hama-hama air.
g.
Memberantas
atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan
dan alat-alat pengangkutan.
h.
Memberantas
atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia
atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah atau
air.
Pestisida adalah bahan kimia untuk membunuh hama, baik
insekta, jamur maupun gulma, Sehingga pestisida dikelompokkan menjadi :
Insektisida (pembunuh insekta), Fungisida ( pembunuh jamur), dan Herbisida
(pembunuh tanaman pengganggu/gulma).
Gejala keracunan pestisida adalah pusing, perut mual-mual,
mata berkunang-kunang dan perasaan letih, muntah-muntah, gemetar, muka pucat
pasi, sempoyongan jalan tidak seimbang dan lain-lain.
C.
Pertolongan
Pertama pada Keracunan
a. Pertolongan Keracunan Makanan
- Pertolongan Keracunan Botulinum
Korban harus segera dibawa dan
dirawat di rumah sakit, karena pertolongan hanya dengan penyuntikan serum
antitoksin yang khusus untuk botulinum.
- Pertolongan Keracunan Jamur
Apabila tidak ada muntah-muntah,
penderita di rangsang agar muntah. Kemudian lambungnya dibilas dengan larutan
encer kalium permanganate (1 gram Pk dalam 2 liter air) atau dengan meminum
putih telur dicampur susu. Bila ada gangguan napas, berikan bantuan pernapasan
buatan, setelah itu bawa penderita ke rumah sakit.
- Pertolongan Keracunan Jengkol
Pada keracunan yang ringan,
penderita diberi minum air soda sebanyak-banyaknya. Obat-obat penghilang rasa
sakit dapat diberikan untuk mengurangi sakitnya. Pada keracunan yang berat,
penderita harus dibawa dan dirawat di rumah sakit.
- Pertolongan Keracunan Makanan Laut
Korban agar dibuat muntah agar
racun yang tertelan dapat dikeluarkan kembali. Bila sudah muntah dan memang
memungkinkan cucilah lambung dengan memberikan minum kalium permanganas encer
(1 gram dalam 2 liter air). Segera bawa kerumah sakit jika tidak ada perkembangan
membaik, Obat khusus untuk mengobati keracunan binatang-binatang laut sampai
sekarang belum ada.
- Pertolongan Keracunan Singkong
Buatlah pernafasan buatan , setelah
sadar usahakan agar si korban muntah, sehingga singkong dan racunnya bisa
keluar. Bila bisa membeli di apotik, belilah uap amyl nitrit, berilah uap amyl
nitrit/ammonia di depan hidungnya, setiap 2-3 menit sekali selama kurang lebih
15-30 menit. Berikan larutan NAtrium thiosulfas 2-3 gram dalam segelas air
untuk diminum. Natrium thiosulfas sering juga disebut sebagai Hypo yang dalam
fotografi dipergunakan untuk pembuat fixer. Kemudian selimuti korban dan bawa
ke dokter atau rumah sakit, dan dalam perjalanan ke rumah sakit pertolongan
seperti itu tetap diberikan.
- Pertolongan Keracunan Tempe/Oncom/Bongkrek
Untuk keracunan dalam hal ini jika
disebabkan oleh minyak yang tercemar, maka bawalah korban ke dokter dengan
membawa botol atau tempat minyak itu disimpan sehingga cepat diberikan
penawarnya. Untuk penawar racun dalam hal ini secara umum yaitu bisa dengan
mencampurkan roti yang dipanggang sampai hangus 2 bagian, garam inggris 1
bagian,teh pekat 1 bagian, di aduk sampai merata, lalu tuangkan campuran itu
satu sendok the penuh ke dalam satu gelas air. Minumkan pada penderitanya. Cara
lainnya adalah dengan meminta atau membantu korban untuk muntah, sehingga apa
yang telah dimakan dan racunnya bisa keluar. Untuk anak-anak maka dengan cara
membaringkan si anak pada lutut penolong dengan kepala di bawah dan letakkan
jari penolong dibelakang kerongkongannya supaya si anak muntah. Untuk anak yang
lebih besar dapat diberikan satu atau dua gelas susu atau putih telur atau
berikan garam satu sendok the dalam 200 ml air, lalu diminum untuk membantu
kecenderungab muntah.
b. Pertolongan Keracunan Gas
- Keracunan Karbon Monoksida (CO)
Tindakan pertolongannya adalah
dengan memindahkan korban ke tempat yang berudara segar dan tidak boleh banyak
bergerak. Selimuti tubuhnya, beri pernafasan buatan, kalau perlu beri tambahan
oksigen, kemudian bawa korban kerumah sakit.
- Keracunan Karbon Dioksida ( CO2 )
Tindakan pertolongan adalah dengan
memindahkan korban ke tempat yang berudara segar, disiram air dingin, beri
pernapasan buatan kalau perlu, beri kopi pekat melalui dubur apabila penderita
tidak sadar, pijat tangan dan kakinya. Pertolongan ini memerlukan waktu yang
lama. Oleh karena itu jangan berhenti, lakukan terus sampai berhasil.
c. Pertolongan Keracunan Zat Kimia
- Keracunan Formalin
Apabila terjadi keracunan formalin
lakukan pembilasan lambung dengan larutan amoniak encer (0,1%) atau dengan
menggunakan air garam, lalu dimuntahkan. Penderita dapat diberikan obat penawar
seperti putih telor dan susu. Apabila ada tandatanda shock, maka segera bawa ke
rumah sakit.
- Keracunan Pestisida
Apabila peptisida mengenai kulit,
maka siramlah kulit dengan air mengalir dan menggunakan sabun. Bila racun
tertelan, bilas lambung dengan larutan soda 5% dan tindakan lain agar zatnya
dimuntahkan. Pakaian korban cuci sampai bersih kemudian bawa korban ke rumah
sakit.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa Pengetahuan tentang pertolongan pertama pada keracunan sangatlah penting. Dalam melakukan perawatan
dan penanganan keracunan atau
pertolongan pertama terlebih dahulu kita harus mengetahui jenis dan macamnya yaitu dapat dilihat dari
gejala-gejala yang timbul pada korban, kemudian melakukan pertolongan
pertama sesuai dengan jenis keracunan yang dialami. Ada beberapa jenis keracunan yang sering terjadi di Indonesia yaitu
keracunan makanan, keracunan gas, keracunan zat kimia.
Yang harus di tangani secara benar.
B. Saran
Disarankan
kepada pembaca untuk memahami mengenai cara dan teknik pertolongan terhadap korban
keracunan, karena hal ini sangat
penting, jika salah atau terlambat dalam memberikan
pertolongan maka akan mencelakakan orang lain atau justru diri kita sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Junaidi, Iskandar.
2011. Pedoman Pertolongan Pertama. Yogyakarta. Andi Offset.
Machfoedz, Ircham,
Dkk. 2012. Pertolongan Pertama di Rumah, Tempat Kerja, Di
Perjalanan. Yogyakarta : Fitramaya.
Kumoratih, Ajeng.
. Panduan Praktis P3K. Surakarta : Mahkota Kita.
Margareta, Shinta.
2012. Buku Cerdas P3K. Yogyakarta : Pustaka Cerdas
Sudiatmoko. 2011.
Tindakan Awal Sebelum Medis. Yogyakarta : Rona Pancaran Ilmu.
www.anneahira.com/keracunan-karbon-monoksida.htm
http://mily.wordpress.com/2009/08/08/bahaya-formalin/
http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksida
rabu 01 mei 2013http://andesvacorp-jumbox.blogspot.com/2011/10/toksikologi.html
eprints.undip.ac.id/16405/1/AFRIYANTO.pdf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar