Jumat, 30 Agustus 2013

MAKALAH PENCEGAHAN DAN PERAWATAN CIDERA KERACUNAN



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar belakang
Manusia hidup tidak bisa hidup secara sendiri – sendiri karena manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain untuk mempertahankan hidup. selain itu manusia juga tidak lepas dari barang – barang kabutuhan seperti makanan, minuman, alat transfortasi dan lain - lain yang dapat membantu menjalani kehidupannya. Penggunaan barang – barang kebutuhan tersebut memang sangat membantu kelangsungan hidup manusia namun di sisi lain barang – barang tersebut juga memiliki dampak – dampak negatif bagi kehidupan manusia.
Dampak negatif yang sering dialami oleh manusia ialah terganggunya kesehatan fisik. Ketika kesehatan tubuh manusia telah terganggu maka dalam menjalani aktivitas sehari – hari juga akan terganggu. Ketergangguan aktivitas manusia ini disebebkan oleh manusia itu sendiri yang belum atau tidak memahami dampak negatif dari penggunaan, pemanfaatan dan pengelolaan barang – barang kebutuhan sehari – hari. Penggunaan serta pemanfaatan yang tidak sesuai dan berlebihan maka akan menimbulkan racun dari barang – barang kebutuhan tersebut.
Racun adalah sesuatu yang bila masuk kedalam tubuh kita menyebabkan keadaan tidak sehat dan bisa membahayakan jiwa ( Ircham Machfoed, dkk, 2012:87). Sedangkan menurut Menurut Taylor, Racun adalah setiap bahan atau zat yang dalam jumlah tertentu bila masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan reaksi kimia yang menyebabkan penyakit dan kematian. Dari zat – zat racun ini lah yang akan menyebabkan keracunan pada manusia.
Keracunan adalah keadaan darurat yang diakibatkan masuknya suatu zat atau makanan kedalam tubuh melalui berbagai cara, seperti melalui saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit (Iskandar Junaidi, 2011:55). Di Indonesia sering terjadi kasus keracunan, mulai dari keracunan makanan, zat kimia hingga keracunan gas. Tidak jarang kasus keracunan ini berujung pada kematian. Ketidaktahuan masyarakat terhadap pertolongan pertama pada kasus keracunan juga menjadi salah satu penyebab kematian tersebut.
Untuk mengatasi dan membatu korban yang keracunan kita harus mengetahui keracunan yang dialami oleh korban dan gejala – gejala yang ditunjukan oleh korban serta penanganan pertamanya. Karena keracunan dapat meimbulkan dampak yang berbahaya bagi keehatan hingga bisa menyebabkan kematian. Oleh karena itu, pertolongan pertama yang tepat dalam kasus keracunanan sangat penting untuk mnecegah terjadinya korban jiwa.

B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah diantaranya :
  1. Mengapa kasus keracunan di Indonesia sering terjadi, apakah itu di masyarakat umum maupun di sekolahan.
  2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang keracunan.
  3. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pertolongan pertama pada kasus keracunan.
C.     Batasan Masalah
Karena keterbatasan penulis maka makalah ini kami bataskan, supaya pembahasan lebih terfokus. Makalah ini dibatasi tentang macam – macam keracunan dan  pertolongan pertama pada keracunan.
D.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penyusun dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
  1. Apakah pengertian dari keracunan ?
  2. Apa saja macam – macam keracunan ?
  3. Bagaimana cara pertolongan pertama pada korban keracunan ?

E.      Tujuan Makalah
Tujuan yang ingin dicapai melalui makalah ini adalah :
  1. Untuk mengetahui definisi keracunan, dan macam – macam keracunan.
  2. Untuk mengetahui bagaimana cara pertolongan pertama pada korban keracunan yang tepat dan benar.

F.      Manfaat Makalah
  1. Manfaat Teoritis
a.       Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penyusun
b.      Dapat memberikan informasi tentang pertolongan pertama pada keracunan, sehingga dapat mencegah kesalahan didalam penanganan korban keracunan.
  1. Manfaat Praktis
a.       Bagi penyusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah PPC
b.      Bagi pembaca, sebagai acuan untuk menolong korban keracunan.
















BAB II
PEMBAHASAN
A.     Definisi
Istilah racun bersinonim dengan kata toksin dan bisa, namun memiliki definisi yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Kata "toksin" didefinisi sebagai racun yang dihasilkan dari proses biologi, atau sering disebut sebagai biotoksin. Sementara, bisa didefinisikan sebagai cairan mengandung racun yang disekresikan atau dihasilkan oleh hewan selama proses pertahanan diri atau menyerang hewan lain dengan gigitan maupun sengatan.
Racun adalah sesuatu yang bila masuk kedalam tubuh kita menyebabkan keadaan tidak sehat dan bisa membahayakan jiwa ( Ircham Machfoed, dkk, 2012:87). Racun dapat berupa obat yang diminum dengan dosis yang berlebihan, seperti misalnya obat penghilang rasa nyeri dan pusing yang banyak dijual ditoko obat bebas, obat tidur dan lain-lainnya. Bisa juga zat-zat kimia seperti obat pemati serangga, cairan pembersih rumah tangga atau terkena serangan gigitan ular, serangga, atau terhisap gas-gas melalui paru-paru, pestisida yang terserap melalui pori-pori kulit dan lain-lain.
Dalam sebuah buku forensik medis yang ditulis oleh JL Casper, racun diklasifikasikan menjadi 5 golongan, yaitu:
a.       Racun iritan, yaitu racun yang menimbulkan iritasi dan radang. Contohnya asam mineral, fungi beracun, dan preparasi arsenik.
b.      Racun penyebab hiperemia, racun narkotik, yang terbukti dapat berakibat fatal pada otak, paru-paru, dan jantung. Contohnya opium, tembakau, konium, dogitalis, dan lain lain.
c.       Racun yang melumpuhkan saraf, dengan meracuni darah, organ pusat saraf dapat lumpuh dan menimbulkan akibat yang fatal seperti kematian tiba-tiba. Contohnya asam hidrosianat, sianida seng, dan kloroform.
d.      Racun yang menyebabkan marasmus, biasanya bersifat kronis dan dapat berakibat fatal bagi kesehatan secara perlahan. Contohnya bismut putih, asap timbal, merkuri, dan arsenik.
e.       Racun yang menyebabkan infeksi (racun septik), dapat berupa racun makanan yang pada keadaan tertentu menimbulkan sakit Pyaemia (atau pyemia) dan tipus pada hewan ternak.
Keracunan adalah keadaan darurat yang diakibatkan masuknya suatu zat atau makanan kedalam tubuh melalui berbagai cara, seperti melalaui saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit (Iskandar Junaidi, 2011:55).
B.     Macam – Macam Keracunan
a.       Keracunan makanan
Makanan adalah sesuatu yang mengandung zat-zat (nutrient) yang digunakan untuk kelangsungan hidup manusia. Makanan mengandung zat yang dibutuhkan manusia dan secara kontinu dibutuhkan setiap hari. Berbagai bahaya dapat terjadi berhubungan dengan makanan. Bahaya itu mungkin karena proses yang terjadi pada makanan itu atau merupakan sifat yang sudah ada atau zat yang berbahaya dari luar masuk dan mengotori makanan itu. Bahaya yang dapat terjadi dari makanan adalah keracunan. Racun yang terdapat dalam makanan mungkin merupakan racun alam yang sudah ada dalam makanan itu yang baik di sengaja atau tidak tercampur dalam makanan. Racun dalam makanan dapat berasal dari :
  1. racun alami, berbagai bahan makanan baik nabati maupun hewani yang mengandung racun yang pada umumnya sudah di kenal oleh masyarakat, yaitu : Singkong yang mengandung HCN, cendawan dapat mengandung muskarin, biji bengkuang mengandung pakpakrizida, jengkol mengandung asam jengkol.
  2. racun yang berasal dari luar makanan, misalnya sayuran yang terkontaminasi oleh insektisida racun yang berbentuk bubuk di sangka tepung.
  3. racun yang disebabkan karena mikro organisme yang terdapat pada makanan, misalnya Clostridium botulium, mengeluarkan toxin yang menyerang saraf, Streptococcus, menyebabkan diarrhea, Trichinella spiralis pada daging sapi dan babi yang sakit.
Keracunan makanan merupakan satu penyakit Gastroenteritis Akut. Penyakit ini terjadi karena kontaminasi bakteri hidup atau toksin yang di hasilkannya pada makanan atau karena kontaminasi zat-zat organic dan racun yang berasal dari tanaman dan binatang. 
Di Indonesia ada beberapa makanan yang sering dikonsumsi namun jika tidak hati-hati bisa mengakibatkan keracunan diantaranya sebagai berikut:
1.      Keracunan botulinum
Botulism atau botulisme merupakan penyakit Gastroenteristi akut yang di sebabkan oleh Eksotoksin yang di produksi Crostiridium Botulinum. Organisme anaerobic ini banyak di temukan di dalam debu, tanah, dan dalam saluran usus hewan. Dalam makanan kaleng, organisme ini akan membentuk spora. Masa inkubasi botulisme cepat sekitar 12-36 jam.
Gejala keracuanan batulinum biasanya muncul secara mendadak, antara 18-36 jam setelah mangkonsumsi makanan yang tercemar kuman ini. Gejalanya berupa badan lemas yang kemudian diikuti penglihatan yang kabur dan ganda (bendanya satu tapi seperti dua). Kelumpuhan saraf mata itu diikuti oleh kelumpuhan saraf otak lainnya sehingga penderita mengalami kesulitan berbicara dan susah menelan.
2.      Keracunan jamur
Terdapat ratusan jamur terkenal dan dapat di konsumsi, seperti jamur merang, jamur sampinyo dan sebagainya. Namun, tidak semua jenis jamur dapat di konsumsi karena ada beberapa jenis yang mengandung racun. Jenis racun biasa yang di temukan adalah Amanitin dan muskarin.
Gejala mengkonsumsi jamur beracun, racun jamur itu akan bekerja sangat cepat dan mengakibatkan rasa mual, muntah, sakit perut, berkeringat , mencret, rasa haus , kekacauan mental, pingsan dan bahkan konvulsi (kejang-kejang).
3.      Keracunan jengkol
Jengkol merupakan salah satu sayur lalapan yang mengandung asam jengkolat. Apabila di konsumsi secara berlebihan, akan terjadi penumpukan dan pembentukan Kristal asam jengkolat di dalam ginjal. cara memproses dan menghidangkan yang dapat mengurangi kadar asam jengkol adalah dengan menanamnya sebelum memasak, dibakar, atau dibuat keripik.
Gejala   kercunan jengkol antara lain sakit pinggang yang disertai sakit perut, nyeri sewaktu kencing, dan kristal-kristal asam jengkolat nampak keluar bersama air kencing. Kadang-kadang juga diserti darah akibat gesekan kristal jengkol saat keluar dan melukai saluran kemih. Bau khas jengkol pada napas, mulut, dan air kencing penderita. Keracunan yang lebih berat dapat mengakibatkan berkurangnya air kencing atau tidak dapat kencing sama sekali.
4.      Keracunan makanan laut
Makanan dari laut seperti kepiting, rajungan, cumi-cumi, udang, lobster, ikan, dan lainya dapat menyebabkan keracunan, diduga racun tersebut dibawa dari gangganh yang dimakan oleh binatang laut itu.
Gejala keracunan berbagai binatang laut tersebut muncul kira-kira 20 menit setelah menyantapnya. Penderita akan mengalami mual, muntah, kesemutan disekitar mulut, badan lemas, dan suli tbernapas.
5.      Keracunan singkong
Racun yang terdapat dalam singkong berupakan unsur senyawa sianida. Singkok beracun ini biasanya ditanam hanya untuk pembatas pagar kebun karena binatangpun tidak mau memakan daunnya. Racun sianida tersebut bekerja sangat cepat bahkan hanya dalam beberapa menit setelah mengkonsumsi racun singkong gejala-gejala mulai timbul dalam dosis besar racun itu dapat menyebabkan kematian.
Gejala keracunan sianida adalah muntah, mencret, sakit kepala, pusing, sesak napas, badan lemah, mata melotot, mulut berbusa, pingsan, dan kejang-kejang. Bau napas keracunan singkong khas yaitu berbau kenari pahit.
6.      Keracunan tempe/oncom/bongkrek
Keracunan tempe ditimbulkan oleh dua hal, pertama, oleh jamur beracun yang ikut tumbuh dalam tempe tersebut. Kedua, oleh minyak goreng yang dipergunakan untuk menggoreng tempe. Minyak goreng dapat tercemar racun arena disimpan dalam kaleng bekas racun pembasmi serangga. Bentuk kaleng racun pembasmi serangga tersebut memang menarik dan ideal untuk dijadikan tempat penyimpanan minyak. Meskipun sudah dicuci berulang kali dengan menggunakan air, kaleng tersebut masih berbahaya. Ha tersebut karena racun pembasmi serangga lebih mudah larut dalam minyak daripada dalam air.
Gejala keracunan muncul dalam beberapa menit setelahnya mengkonsumsi tempe/oncom/bongkrek yang terkontaminasi oleh jamur beracun. Gejalanya berupa mual, muntah, badan lemas, nyeri perut, dan pusing.
b.      Keracunan gas
Gas yaitu suatu keadaaan zat dalam hal ini molekul-molekulnya dapat bergerak sangat bebas, dan dapat mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya. Kondisi gas ditentukan oleh tiga factor yaitu : tekanan, suhu dan volume. 
Keracunan gas merupakan keracunan yang paling berbahaya karena keracunan gas dapat menghambat proses respirasi. Sehingga proses pembentukan energi menjadi tidak efektif yang pada akhirnya gas tersebut berikatan secara langsung dengan sel otot jantung serta sel-sel tulang.
1.      Keracunan gas carbon monoksida (CO)
Carbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak mengiritasi namun karbonmonoksida mudah terbakar dan sangat beracun sehingga dapat terjadi keracunan karbon monoksida jika gas ini dihirup oleh manusia. Karbon monoksida akan muncul ketika terjadi proses pembakaran tidak sempurna dari sebuah kendaraan bermotor. Bisa juga muncul dari pembakaran alat pemanasan, tumpu kayu, dan asap tembakau yang dihasilkan oleh rokok.
Adanya gas CO di dalam sistem peredaran darah manusia akan menggantikan posisi oksigen dalam darah. Gas CO akan dengan mudah mengalir ke dalam jantung, otak, serta organ – organ vital yang lain pada manusia, ini lah sebabnya mengapa keracunan gas monoksida sangat berbahaya. Adanya gas karbon monoksida yang berada dalam darah akan membuat oksigen kalah bersaing yang artinya kadar oksigen dalam darah akan jauh lebih berkurang. Pada hal gas oksigen sangat diperlukan oleh sel, jaringan maupun organ di dalam tubuh manusia. Dengan keberadaan karbon monoksida di dalam darah maka akan menghambat fungsi metabolisme tubuh manusia.
Gas karbon monoksida akan menghambat proses respirasi sehingga proses pembentukan energi tidak efektif akhirnya, Karbon monoksida berikatan secara langsung dengan sel otot jantung serta sel – sel tulang akibatnya terjadi keracunan monoksida terhadap sel – sel tersebut dan berakibat pada gangguan sistem saraf manusia dan uga bisa mengakibat kematian.
Gejala keracunan karbon monoksida diawali dengan sakit kepala, rasa mual dan muntah. Gejala keracunan karbon monoksida ini ditambah dengan beratnya rasa lelah, banyak mengeluarkan keringat, pola pernapasan meningkat, rasa gugup yang berlebih hingga gangguan penglihatan. Puncak dari gangguan ini adalah kehilangan kesadaran dan sakit dada yang mendadak. Hal ini berarti karbon monoksida telah menyerang organ jantung. Banyak kasus kematian akibat keracunan karbon monoksida karena sukar bernapas. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya oksigen pada sel karena sel darah tidak mengikat oksigen melainkan mengikat karbon monoksida.
2.      Keracunan gas karbon dioksida (CO2)
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, Karbon Dioksida adalah senyawa karbon dengan oksigen yang berupa gas tanpa warna, lebih berat dari udara, tidak terbakar, dan larut dalam air (digunakan dalam alat pemadam kebakaran).
Karbon dioksida atau dalam ilmu kimianya CO2 adalah zat asam arang  sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang saling terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan volume  walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat.
Menurut Otoritas Keselamatan Maritim Australia, "Paparan berkepanjangan terhadap konsentrasi karbon dioksida yang sedang dapat menyebabkan asidosis dan efek-efek merugikan pada metabolisme kalsium fosforus yang menyebabkan peningkatan endapan kalsium pada jaringan lunak. Karbon dioksida beracun kepada jantung dan menyebabkan menurunnya gaya kontraktil. Pada konsentrasi tiga persen berdasarkan volume di udara, ia bersifat narkotik ringan dan menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, dan menyebabkan penurunan daya dengar. Pada konsentrasi sekitar lima persen berdasarkan volume, ia menyebabkan stimulasi pusat pernapasan, pusing-pusing, kebingungan, dan kesulitan pernapasan yang diikuti sakit kepala dan sesak napas. Pada konsentrasi delapan persen, ia menyebabkan sakit kepala, keringatan, penglihatan buram, tremor, dan kehilangan kesadaran setelah paparan selama lima sampai sepuluh menit.
Keracunan karbon dioksida akut dikenal sebagai lembap hitam. Para penambang biasanya akan membawa sesangkar burung kenari ketika mereka sedang bekerja untuk memperingati mereka ketika kadar karbon dioksida mencapai tingkat yang berbahaya. Burung kenari akan terlebih dahulu mati sebelum kadar CO2 mencapai tingkat yang berbahaya untuk manusia.
c.       Keracunan zat kimia
Zat kimia adalah semua materi dengan komposisi kimia tertentu. Sebagai contoh, suatu cuplikan air memiliki sifat yang sama dan rasio hidrogen terhadap oksigen yang sama baik jika cuplikan tersebut diambil dari sungai maupun dibuat di laboratorium. Suatu zat murni tidak dapat dipisahkan menjadi zat lain dengan proses mekanis apapun. Zat kimia yang umum ditemukan sehari-hari antara lain adalah air, garam (natrium klorida), dan gula (sukrosa). Secara umum, zat terdapat dalam bentuk padat, cair, atau gas, dan dapat mengalami perubahan fase zat sesuai dengan perubahan temperatur atau tekanan.
Keracunan zat kimia juga sering terjadi di dalam kehidupan manusia, berikut ini beberapa zat kimia yang bisa menyebabkan keracunan :
1.      Keracunan Formalin
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk dan khas. Di dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan metanol hingga 15% sebagai pengawet.
Formalin dikenal luas sebagai bahan pembunuh hama ( desinfektan ) dan banyak digunakan dalam industri. Sejauh ini, pemanfaatannya tidak dilarang namun setiap pekerja yang terlibat dalam pengangkutan dan pengolahan bahan ini harus ekstra hati-hati mengingat risiko yang berkaitan dengan bahan ini cukup besar.
Formalin biasanya diperdagangkan di pasaran dengan nama berbeda-beda antara lain: Formol , Morbicid , Methanal , Formic aldehyde, Methyl oxide, Oxymethylene, Methylene aldehyde, Oxomethane, Formoform, Formalith, Karsan, Methylene glycol, Paraforin, Polyoxymethylene glycols, Superlysoform, Tetraoxymethylene, Trioxane.
Gelaja dan tanda keracunan akut formalin :
1.              Jika terhirup mengakibatkan iritasi,reaksi alergi,mual,muntah,sulit bernafas,asma,sakit kepala.
2.              Jika kontak dengan kulit,terjadi reaksi alergi,luka bakar
3.              Jika kontak dengan mata;iritasi ,gatal,mata berair dan dapat menyebabkan kebutaan.
4.              Jika tertelan;luka bakar,mual,muntah,diare,sakit perut,sakit kepala,kejang-kejang,dan koma.
Gejala dan tanda keracunan kronik formalin :
1.      Jika terhirup,mengantuk,ganguan menstruasi,steril dan kangker.
2.      Jika kontak dengan mata;iritasi,gatal,mata berair dan buta.
3.      Jika kontak dengan kulit;gatal dankerusakan hati.
4.      Jika tertelan;gataldan ganguan pencernaan
5.      Pada keadaan yangberat dapat terjadi shock,hipotermia,takhipea dan metabolik asidosis.
1.      Pestisida
Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 07/PERMENTAN/SR.140/2/2007 mendefinisikan bahwa pestisida adalah zat kimia atau bahan lain dan jasad renik serta virus yang digunakan untuk:
a.       Memberantas atau mencegah hama hama tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.
b.      Memberantas rerumputan.
c.       Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan.
d.      Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagianbagian tanaman, tidak termasuk pupuk.
e.       Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak.
f.        Memberantas dan mencegah hama-hama air.
g.       Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan.
h.       Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah atau air.
Pestisida adalah bahan kimia untuk membunuh hama, baik insekta, jamur maupun gulma, Sehingga pestisida dikelompokkan menjadi : Insektisida (pembunuh insekta), Fungisida ( pembunuh jamur), dan Herbisida (pembunuh tanaman pengganggu/gulma).
Gejala keracunan pestisida adalah pusing, perut mual-mual, mata berkunang-kunang dan perasaan letih, muntah-muntah, gemetar, muka pucat pasi, sempoyongan jalan tidak seimbang dan lain-lain.

C.     Pertolongan Pertama pada Keracunan
a.       Pertolongan Keracunan Makanan
  1. Pertolongan Keracunan Botulinum
Korban harus segera dibawa dan dirawat di rumah sakit, karena pertolongan hanya dengan penyuntikan serum antitoksin yang khusus untuk botulinum.
  1. Pertolongan Keracunan Jamur
Apabila tidak ada muntah-muntah, penderita di rangsang agar muntah. Kemudian lambungnya dibilas dengan larutan encer kalium permanganate (1 gram Pk dalam 2 liter air) atau dengan meminum putih telur dicampur susu. Bila ada gangguan napas, berikan bantuan pernapasan buatan, setelah itu bawa penderita ke rumah sakit.
  1. Pertolongan Keracunan Jengkol
Pada keracunan yang ringan, penderita diberi minum air soda sebanyak-banyaknya. Obat-obat penghilang rasa sakit dapat diberikan untuk mengurangi sakitnya. Pada keracunan yang berat, penderita harus dibawa dan dirawat di rumah sakit.
  1. Pertolongan Keracunan Makanan Laut
Korban agar dibuat muntah agar racun yang tertelan dapat dikeluarkan kembali. Bila sudah muntah dan memang memungkinkan cucilah lambung dengan memberikan minum kalium permanganas encer (1 gram dalam 2 liter air). Segera bawa kerumah sakit jika tidak ada perkembangan membaik, Obat khusus untuk mengobati keracunan binatang-binatang laut sampai sekarang belum ada.
  1. Pertolongan Keracunan Singkong
Buatlah pernafasan buatan , setelah sadar usahakan agar si korban muntah, sehingga singkong dan racunnya bisa keluar. Bila bisa membeli di apotik, belilah uap amyl nitrit, berilah uap amyl nitrit/ammonia di depan hidungnya, setiap 2-3 menit sekali selama kurang lebih 15-30 menit. Berikan larutan NAtrium thiosulfas 2-3 gram dalam segelas air untuk diminum. Natrium thiosulfas sering juga disebut sebagai Hypo yang dalam fotografi dipergunakan untuk pembuat fixer. Kemudian selimuti korban dan bawa ke dokter atau rumah sakit, dan dalam perjalanan ke rumah sakit pertolongan seperti itu tetap diberikan.
  1. Pertolongan Keracunan Tempe/Oncom/Bongkrek
Untuk keracunan dalam hal ini jika disebabkan oleh minyak yang tercemar, maka bawalah korban ke dokter dengan membawa botol atau tempat minyak itu disimpan sehingga cepat diberikan penawarnya. Untuk penawar racun dalam hal ini secara umum yaitu bisa dengan mencampurkan roti yang dipanggang sampai hangus 2 bagian, garam inggris 1 bagian,teh pekat 1 bagian, di aduk sampai merata, lalu tuangkan campuran itu satu sendok the penuh ke dalam satu gelas air. Minumkan pada penderitanya. Cara lainnya adalah dengan meminta atau membantu korban untuk muntah, sehingga apa yang telah dimakan dan racunnya bisa keluar. Untuk anak-anak maka dengan cara membaringkan si anak pada lutut penolong dengan kepala di bawah dan letakkan jari penolong dibelakang kerongkongannya supaya si anak muntah. Untuk anak yang lebih besar dapat diberikan satu atau dua gelas susu atau putih telur atau berikan garam satu sendok the dalam 200 ml air, lalu diminum untuk membantu kecenderungab muntah.
b.      Pertolongan Keracunan Gas
  1. Keracunan Karbon Monoksida (CO)
Tindakan pertolongannya adalah dengan memindahkan korban ke tempat yang berudara segar dan tidak boleh banyak bergerak. Selimuti tubuhnya, beri pernafasan buatan, kalau perlu beri tambahan oksigen, kemudian bawa korban kerumah sakit.
  1. Keracunan Karbon Dioksida ( CO2 )
Tindakan pertolongan adalah dengan memindahkan korban ke tempat yang berudara segar, disiram air dingin, beri pernapasan buatan kalau perlu, beri kopi pekat melalui dubur apabila penderita tidak sadar, pijat tangan dan kakinya. Pertolongan ini memerlukan waktu yang lama. Oleh karena itu jangan berhenti, lakukan terus sampai berhasil.

c.       Pertolongan Keracunan Zat Kimia
  1. Keracunan Formalin
Apabila terjadi keracunan formalin lakukan pembilasan lambung dengan larutan amoniak encer (0,1%) atau dengan menggunakan air garam, lalu dimuntahkan. Penderita dapat diberikan obat penawar seperti putih telor dan susu. Apabila ada tandatanda shock, maka segera bawa ke rumah sakit.
  1. Keracunan Pestisida
Apabila peptisida mengenai kulit, maka siramlah kulit dengan air mengalir dan menggunakan sabun. Bila racun tertelan, bilas lambung dengan larutan soda 5% dan tindakan lain agar zatnya dimuntahkan. Pakaian korban cuci sampai bersih kemudian bawa korban ke rumah sakit.




BAB III
                                                                   PENUTUP              
A.     Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa Pengetahuan tentang pertolongan pertama pada keracunan  sangatlah penting. Dalam melakukan perawatan dan penanganan keracunan atau pertolongan pertama terlebih dahulu kita harus mengetahui jenis dan macamnya yaitu dapat dilihat dari gejala-gejala yang timbul pada korban, kemudian melakukan pertolongan pertama sesuai dengan jenis keracunan yang dialami. Ada beberapa jenis keracunan yang sering terjadi di Indonesia yaitu keracunan makanan, keracunan gas, keracunan zat kimia. Yang harus di tangani secara benar.

B.     Saran
Disarankan kepada pembaca untuk memahami mengenai cara dan teknik pertolongan terhadap korban keracunan, karena hal ini sangat penting, jika salah atau terlambat dalam memberikan pertolongan maka akan mencelakakan orang lain atau justru diri kita sendiri.




DAFTAR PUSTAKA
Junaidi, Iskandar. 2011. Pedoman Pertolongan Pertama. Yogyakarta. Andi Offset.
Machfoedz, Ircham, Dkk. 2012. Pertolongan Pertama di Rumah, Tempat Kerja, Di 
           Perjalanan. Yogyakarta : Fitramaya.
Kumoratih, Ajeng. . Panduan Praktis P3K. Surakarta : Mahkota Kita.
Margareta, Shinta. 2012. Buku Cerdas P3K. Yogyakarta : Pustaka Cerdas
Sudiatmoko. 2011. Tindakan Awal Sebelum Medis. Yogyakarta : Rona Pancaran Ilmu.
eprints.undip.ac.id/16405/1/AFRIYANTO.pdf.